Contact (5539860C) Semoga bermanfaat :)

M. Ladzuardi Himawan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

About

Praktikum Infiltrasi (Double Ring)




INFILTRASI 
11.1. Tujuan
Untuk mengetahui laju masuknya air kepermukaan dan mengetahui laju masuknya air kedalam tanah (rembesan air kedalam tanah)
11.2. peralatan
1.    Infiltrometer double rings
2.    Stopwatch
3.    Penggaris
4.    Ember dan gayung dengan airnya
5.    Palu besi

11.3. Teori
Cara untuk mengukur infiltrasi adalah dengan menggunakan metode double rings. Double rings tersebut di tanam sebagian dan diisi dengan air, untuk diketahui kemampuan tanah dalam meresap air. Infiltrasi yaitu proses meresap atau masuknya air kedalam tanah melalui per mukaan tanah. Besarnya infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/hari atau cm/hari. Ada  beberapa perumusan untuk mencari infiltrasi seperti Horton, Richard, Green dan Ampt. Kostiakov, dll.
Istilah-istilah yang terkait dengan infiltrasi adalah:
1.    Kapasitas infiltrasi (infiltration capacity) merupakan kecepatan infiltrasi maksimum jika air tersedia.
2.    Permeabilitas (permeability) adalah kemampuan tanah untuk melepaskan sejumlah air yang dikandungnya.
3.    Porositas (porosity) adalah kemampuan maksimum tanah untuk mengandung air, atau dengan kata lain volume pori yang terdapat dalam suatu tubuh tanah.
Hasil pengukuran infiltrasi dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan antara tingkat infiltrasi dengan waktu. Adapun nama rumus infiltrasi metode Horton adalah sbb:
fp = fc + (fo – fc) . e-b.t
keterangan
fp            = kapasitas (mm/jam)
fc             = tingkat infiltrasi setelah konstan (mm/jam)
fo         = tingkat infiltrasi awal (mm/jam)
e          = 2,718
t           = waktu konstan (jam)
b          = konstanta jenis tanah dan permukaannya (atau parameter yang di hasilkan dari        persamaan grafik infiltrasi)
            Untuk memperoleh nilai konstanta (b) untuk melengkapi persamaan kurva kapasitas infiltrasi, maka persamaan Horton di olah sebagai berikut :
f = fc + (fo – fc) . e-b.t
f - fc = (fo – fc) . e-b.t
dilogaritmakan sisi kiri dan kanan,
log(f - fc) = log(fo – fc) -b.t log e
log(f - fc) - log(fo – fc) =  -b.t log e
maka,
t = (-1/b log e) x [log(f - fc) - log(fo – fc)]
menggunakan persamaan umum linier, y = mX+C
dimana:
y = t
m = -1/b log e atau  b = -1/m log e
X = log(f - fc)
C = (-1/b log e) x log(fo - fc)




11.4. Prosedur percobaan
1.    Tanam double rings sedalam 30cm dengan cara dipukul dengan palu besi (pemukul).
2.    Memasang penggaris di dalam ring kecil dengan posisi angka kecil di atas.
3.    Siapkan beberapa ember air dan isi ruang antara ring besar dan ring kecil sampai menggenang.
4.    Tunggu beberapa saat hingga air di ring besar tidak turun lagi.
5.    Isi air di dalam ruang ring kecil sampai menggenang, amati dan catat penurunan air yang terjadi.
6.    Catat waktu yang dibutuhkan untuk tiap penurunan 1 cm, 2 cm, 3 cm, dst.
7.    Hentikan pengukuran setelah penurunan tinggi muka air mencapai konstan.





11.5. Pencatatan
Tabel 1. : Data infiltrometer
NO
Waktu (detik)
Waktu  (jam)
TINGGI MUKA AIR                                                              (mm)
Ket: pengukuran dilakukan saat penggaris dengan angka kecil di atas
DH/DT (mm/jam)
1
0
0
125

2
262
0.072778
135
1854.962
3
334
0.092778
145
1562.874
4
446
0.123889
155
1251.121
5
530
0.147222
165
1120.755
6
575
0.159722
175
1095.652
7
617
0.171389
185
1079.417
8
661
0.183611
195
1062.027
9
699
0.194167
205
1055.794
10
739
0.205278
215
1047.361
11
778
0.216111
225
1041.131
12
813
0.225833
235
1040.59

Gambar 1. : grafik hasil pencatatan infiltrasi di lapangan

Tabel 2. : Perhitungan parameter infiltrasi
NO
t (jam)
KEDALAMAN AIR(mm)
DH/DT (f) (mm/jam)
f-fc
log (f-fc)
1
0
125



2
0.072778
135
1854.962
1.357286
0.132671
3
0.092778
145
1562.874
0.870473
-0.06024
4
0.123889
155
1251.121
0.350884
-0.45484
5
0.147222
165
1120.755
0.133607
-0.87417
6
0.159722
175
1095.652
0.09177
-1.0373
7
0.171389
185
1079.417
0.06471
-1.18903
8
0.183611
195
1062.027
0.035728
-1.44699
9
0.194167
205
1055.794
0.014054
-1.85218
10
0.205278
215
1047.361
0.010384
-1.98365
11
0.216111
225
1041.131
0.000901
-3.0452
12
0.225833
235
1040.59
0


Gambar 2. : Persamaan linier regresi hubungan t dan log(f-fc)

Dari persamaan tersebut diketahui m = -18.45, sehingga nilai konstanta (b) dapat dicari dengan persamaan :
b = -1/m log e
b = -1/[-18.45 x log(2.718)] = 1/(18.45 x 0.4343) = 1/8.013 = 0.125

            Dari perhitungan di atas didapatkan data sebagai berikut :
            b = 0.125
fc = 1040.59 mm/jam
 fo =  1854.962 mm/jam
e = 2,718
t = 1.792778 jam

            Jadi kapasitas infiltrasi :
fp = fc + (fo – fc) . e-b.t
fp = 1040.59 + (1854.962 - 1040.59) . 2,718-0.125 x 1.792778
 = 1040.59 + 814.372 x 0.799334
 = 1691.545 mm/jam




Kesimpulan
            Dari percobaan diatas, didapat kan kapasitas tanah atau kemampuan tanah dalam melepaskan sejumlah air yang dikandungnya adalah 1691.545 mm/jam. Itu merupakan kecepatan infiltrasi maksimum jika air tersedia.
Saran
            Dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di ambil dalam pengukuran haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan bahan materi yang akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya. Bimbingan dari asisten juga sangat diperlukan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan saran dan kritik anda :)