INFILTRASI
11.1.
Tujuan
Untuk
mengetahui laju masuknya air kepermukaan dan mengetahui laju masuknya air kedalam tanah (rembesan air kedalam tanah)
11.2.
peralatan
1. Infiltrometer
double rings
2. Stopwatch
3. Penggaris
4. Ember
dan gayung dengan airnya
5. Palu
besi
11.3.
Teori
Cara
untuk mengukur infiltrasi adalah dengan menggunakan metode double rings. Double
rings tersebut di tanam sebagian dan diisi dengan air, untuk diketahui
kemampuan tanah dalam meresap air. Infiltrasi yaitu proses meresap atau
masuknya air kedalam tanah melalui per mukaan tanah. Besarnya infiltrasi
dinyatakan dalam satuan mm/hari atau cm/hari. Ada beberapa perumusan untuk mencari infiltrasi seperti
Horton, Richard, Green dan Ampt. Kostiakov, dll.
Istilah-istilah yang
terkait dengan infiltrasi adalah:
1. Kapasitas
infiltrasi (infiltration capacity) merupakan kecepatan infiltrasi maksimum jika
air tersedia.
2. Permeabilitas
(permeability) adalah kemampuan tanah untuk melepaskan sejumlah air yang
dikandungnya.
3. Porositas
(porosity) adalah kemampuan maksimum tanah untuk mengandung air, atau dengan
kata lain volume pori yang terdapat dalam suatu tubuh tanah.
Hasil pengukuran
infiltrasi dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan antara tingkat infiltrasi
dengan waktu. Adapun nama rumus infiltrasi metode Horton adalah sbb:
fp = fc
+ (fo – fc) . e-b.t
keterangan
fp =
kapasitas (mm/jam)
fc =
tingkat infiltrasi setelah konstan (mm/jam)
fo = tingkat infiltrasi awal (mm/jam)
e =
2,718
t =
waktu konstan (jam)
b = konstanta jenis tanah dan
permukaannya (atau parameter yang di hasilkan dari persamaan grafik infiltrasi)
Untuk memperoleh nilai
konstanta (b) untuk melengkapi persamaan kurva kapasitas
infiltrasi, maka persamaan Horton di olah sebagai berikut :
f = fc + (fo –
fc) . e-b.t
f - fc = (fo – fc) . e-b.t
dilogaritmakan sisi kiri dan kanan,
log(f - fc) = log(fo – fc)
-b.t log e
log(f - fc) - log(fo – fc) = -b.t log e
maka,
t = (-1/b log e) x [log(f - fc) - log(fo –
fc)]
menggunakan persamaan umum linier, y = mX+C
dimana:
y = t
m = -1/b log e atau b = -1/m log e
X = log(f - fc)
C = (-1/b log e) x log(fo - fc)
11.4.
Prosedur percobaan
1. Tanam
double rings sedalam 30cm dengan cara dipukul dengan palu besi (pemukul).
2. Memasang
penggaris di dalam ring kecil dengan posisi angka kecil di atas.
3. Siapkan
beberapa ember air dan isi ruang antara ring besar dan ring kecil sampai
menggenang.
4. Tunggu
beberapa saat hingga air di ring besar tidak turun lagi.
5. Isi
air di dalam ruang ring kecil sampai menggenang, amati dan catat penurunan air
yang terjadi.
6. Catat
waktu yang dibutuhkan untuk tiap penurunan 1 cm, 2 cm, 3 cm, dst.
7. Hentikan
pengukuran setelah penurunan tinggi muka air mencapai konstan.
11.5.
Pencatatan
Tabel
1. : Data
infiltrometer
NO
|
Waktu (detik)
|
Waktu (jam)
|
TINGGI MUKA AIR
(mm)
Ket: pengukuran
dilakukan saat penggaris dengan angka kecil di atas
|
DH/DT (mm/jam)
|
1
|
0
|
0
|
125
|
|
2
|
262
|
0.072778
|
135
|
1854.962
|
3
|
334
|
0.092778
|
145
|
1562.874
|
4
|
446
|
0.123889
|
155
|
1251.121
|
5
|
530
|
0.147222
|
165
|
1120.755
|
6
|
575
|
0.159722
|
175
|
1095.652
|
7
|
617
|
0.171389
|
185
|
1079.417
|
8
|
661
|
0.183611
|
195
|
1062.027
|
9
|
699
|
0.194167
|
205
|
1055.794
|
10
|
739
|
0.205278
|
215
|
1047.361
|
11
|
778
|
0.216111
|
225
|
1041.131
|
12
|
813
|
0.225833
|
235
|
1040.59
|
Gambar 1. : grafik hasil pencatatan
infiltrasi di lapangan
Tabel
2.
: Perhitungan parameter infiltrasi
NO
|
t (jam)
|
KEDALAMAN AIR(mm)
|
DH/DT (f) (mm/jam)
|
f-fc
|
log (f-fc)
|
1
|
0
|
125
|
|||
2
|
0.072778
|
135
|
1854.962
|
1.357286
|
0.132671
|
3
|
0.092778
|
145
|
1562.874
|
0.870473
|
-0.06024
|
4
|
0.123889
|
155
|
1251.121
|
0.350884
|
-0.45484
|
5
|
0.147222
|
165
|
1120.755
|
0.133607
|
-0.87417
|
6
|
0.159722
|
175
|
1095.652
|
0.09177
|
-1.0373
|
7
|
0.171389
|
185
|
1079.417
|
0.06471
|
-1.18903
|
8
|
0.183611
|
195
|
1062.027
|
0.035728
|
-1.44699
|
9
|
0.194167
|
205
|
1055.794
|
0.014054
|
-1.85218
|
10
|
0.205278
|
215
|
1047.361
|
0.010384
|
-1.98365
|
11
|
0.216111
|
225
|
1041.131
|
0.000901
|
-3.0452
|
12
|
0.225833
|
235
|
1040.59
|
0
|
Gambar 2. : Persamaan linier regresi
hubungan t dan log(f-fc)
Dari persamaan tersebut diketahui m = -18.45, sehingga
nilai konstanta (b)
dapat dicari dengan persamaan :
b = -1/m log e
b = -1/[-18.45 x log(2.718)] = 1/(18.45 x 0.4343) = 1/8.013 = 0.125
Dari perhitungan di atas didapatkan data sebagai
berikut :
b = 0.125
fc = 1040.59 mm/jam
fo = 1854.962 mm/jam
e = 2,718
t = 1.792778
jam
Jadi kapasitas
infiltrasi :
fp
= fc + (fo – fc) . e-b.t
fp =
1040.59 + (1854.962 - 1040.59) . 2,718-0.125 x 1.792778
= 1040.59 + 814.372 x 0.799334
= 1691.545 mm/jam
Kesimpulan
Dari percobaan diatas,
didapat kan kapasitas tanah atau kemampuan tanah dalam melepaskan sejumlah air yang dikandungnya adalah 1691.545 mm/jam. Itu merupakan kecepatan
infiltrasi maksimum jika air tersedia.
Saran
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di ambil dalam pengukuran
haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan praktikum para praktikan
sebaiknya sudah menguasai bahan bahan materi yang akan dipraktikumkan sehingga
memudahkan untuk pemahamannya. Bimbingan dari asisten juga sangat diperlukan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan saran dan kritik anda :)