Contact (5539860C) Semoga bermanfaat :)

M. Ladzuardi Himawan. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

About

Laporan Analisa Curah Hujan Untuk Perencanaan Drainase



ABSTRAK
Dalam penulisan tugas ini, gambaran umum yang hendak kami sajikan adalah berkenaan dengan beberapa analisa data dari beberapa sumber mengenai intensitas curah hujan, kemudian dari analisa tersebut dimplementasikan dalam perencanaan dimensi dan volume drainase secara tepat guna cukup untuk menampung kadar hujan yang sudah dianalisa.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hujan adalah sebuah proses alam yang secara alamiah terjadi karena adanya penguapan air laut yang menjadi embun kemudian turun ke daratan bumi,
Secara ideal buangan air hujan ini tersiklus masuk kedalam air tanah, dan apabila sudah tidak tertampung lagi dalam tanah akan teralirkan ke dalam drainase, dan dialirkan menuju muara yang lebih besar.
Namun apa yang kita lihat pada fakta, banyak drainase di indonesia khususnya jawa yang padat dari segi penduduk tdk terfungsikan dengan benar sistem drainasenya,  entah karena terlalu meluber ataupun tersumbat karena sampah, apalagi bila curah hujan tinggi muncul masalah baru yakni banjir.

1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan utama : masalah muncul ketika curah hujan yang turun secara intensif sudah melampaui batas dan menyebabkan efek negatif yakni banjir
Detail permasalahan
1.      Bagaimana cara mengukur frekuensi hujan secara analitis, dan mampu memprediksi curah hujan yang maksimal sekalipun?
2.      Bagaiamana seharusnya sistem drainase yang ideal?
1.3. Tujuan
Tujuan utama : menanggulangi dampak negatif dari curah hujan yang tidak terkontrol melalui sistem yang tepat.
      1.   Untuk mengukur frekuensi hujan dan mampu memprediksi nilai maksimal curah hujan memakai hitungan yang analitis.
      2.   Untuk mengetahui sistem drainase yang ideal dengan curah hujan yang tidak terkontrol.
1.4. Manfaat
Dampak negatif  yang terjadi pada masyrakat umum/secara konkrit akibat dari adanya curah hujan yang berlebih yaitu banjir bisa ditanggulangi dengan adanya prediktor yang akurat dan siatem drainase yang tepat.



1.5. BATASAN MAASALAH
Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1.      Dalam pembahasan ini  rumusan masalah yang berkenaan dengan analisa frekuensi dibatasi hanya sampai dengan penyajian rumus dan contoh perhitungan.
2.      Pemaparan bentuk drainase hanya dibatasi sampai dengan tataran konsep dan tidak terlalu mendetail, yang mana berdasarkan olah analisa.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1  Hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 millimetre (39 in).
Intensitas curah hujan dikelompokkan menurut tingkat presipitasi:
·         Gerimis — ketika tingkat presipitasinya < 25 millimetre (0.98 in) per jam.
·         Hujan sedang — ketika tingkat presipitasinya antara 25 millimetre (0.98 in) - 76 millimetre (3.0 in) atau 10 millimetre (0.39 in) per jam.
·         Hujan deras — ketika tingkat presipitasinya > 76 millimetre (3.0 in) per jam, atau antara 10 millimetre (0.39 in) dan 50 millimetre (2.0 in) per jam.
·         Hujan badai — ketika tingkat presipitasinya > 50 millimetre (2.0 in) per jam.

2.2  Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Drainase terbagi menjadi:
·         drainase utama
·         drainase sekuder
·         drainase tersier
·         drainase laut
Manajemen sampah yang tidak bagus dapat menyebabkan tersumbatnya sistem drainase, yang bisa menyebabkan meluapnya air akibat berkurangnya debit air yang dapat ditampung dan disalurkan oleh drainase.

Pertambahan jumlah penduduk juga menjadi masalah sendiri bagi daya tampung drainase. Meningkatnya jumlah penduduk berarti bertambahnya infrastruktur, yang diiringi oleh bertambahnya jumlah limbah yang dikeluarkan ke lingkungan.



BAB III

METODE PENELITIAN

            PERHITUNGAN TINGGI HUJAN RATA - RATA
Data hujan yang tercatat di setiap stasiun penakar hujan adalah tinggi hujan dari daerah sekitar stasiun tersebut atau disebut sebagai point rainfall. Karena stasiun penakar hujan tersebar di daerah aliran maka akan banyak data tinggi hujan yang diperoleh yang besarnya tidak sama. Ketidaksamaan ini menyebabkan kita perlu menetapkan suatu nilai rata-rata supaya kita dapat melakukan analisa hidrologi, yaitu memprediksi besarnya aliran yang terjadi. Ada tiga cara untuk menghitung hujan rata-rata daerah aliran (Rainfall Area) dari data point rainfall, yaitu:
1.      Cara Arithmatic Mean
2.      Cara Thiessen Polygon
3.      Cara Isohyet
Perhitungan tinggi hujan rata-rata yang dipakai pada tugas ini adalah perhitungan dengan cara Thiessen Polygon. Cara ini memperhitungkan faktor pembobot (weighting factor) atau disebut koefisien Thiessen, yang bergantung pada luas daerah yang diwakili oleh stasiun pengamat yang bersangkutan.
Menurut metode Thiesen, luas daerah yang diwakili oleh setiap stasiun ditentukan dengan cara :
1.  Menghubungkan masing-masing stasiun dengan garis lurus sehingga membentuk polygon segitiga.
2.  Membuat sumbu-sumbu pembagi pada setiap sisi polygon segitiga. Perpotongan sumbu-sumbu akan membentuk luasan daerah yang diwakili oleh setiap stasiun.
Dengan menggunakan metode Thiessen maka didapatkan luas daerah yang diwakili oleh masing-masing stasiun pengamat:
Luas daerah yang diwakili stasiun  1      =   93.5625 Ha
Luas daerah yang diwakili stasiun  2      =   116.875 Ha
Luas daerah yang diwakili stasiun 4       =   133.625 Ha
Luas daerah yang diwakili stasiun 6       = 107.8125 Ha +
Luas total daerah aliran                           =   451.873 Ha
Gambar daerah aliran yang diwakili oleh masing-masing stasiun dapat dilihat pada gambar terlampir. Rumus yang digunakan untuk menghitung tinggi hujan rata-rata satu daerah aliran dalah:
      dengan W adalah koefisien Thiessen
                              
        






Tabel 3.1 di bawah menunjukkan perhitungan tinggi hujan total maksimum suatu daerah aliran.
Tabel 3.1 Perhitungan tinggi hujan maksimum
TAHUN
TANGGAL
Tinggi hujan pada stasiun pengamatan (mm)
R (mm)

BULAN
R1
W1
R2
W2
R4
W4
R6
W6
Ri (mm)
 Rmax (mm)

15-Jan
10
0.207
122
0.259
34
0.296
24
0.239
49.406


17-Feb
145
0.207
110
0.259
22
0.296
87
0.239
85.737

1990
17-Mar
23
0.207
32
0.259
88
0.296
100
0.239
62.920
85.737

27-Okt
12
0.207
66
0.259
99
0.296
20
0.239
53.602


17-Nop
45
0.207
86
0.259
22
0.296
95
0.239
60.733


22-Des
87
0.207
94
0.259
56
0.296
34
0.239
66.998


10-Jan
0
0.207
134
0.259
34
0.296
24
0.239
50.439


15-Feb
142
0.207
122
0.259
22
0.296
87
0.239
88.219

1991
11-Mar
23
0.207
32
0.259
88
0.296
97
0.239
62.205
88.219

27-Okt
12
0.207
66
0.259
99
0.296
20
0.239
53.602


17-Des
45
0.207
86
0.259
22
0.296
95
0.239
60.733


22-Des
87
0.207
94
0.259
56
0.296
34
0.239
66.998


30-Jan
190
0.207
23
0.259
89
0.296
88
0.239
92.603


09-Feb
24
0.207
67
0.259
152
0.296
31
0.239
74.643

1992
19-Feb
75
0.207
210
0.259
65
0.296
79
0.239
107.914
115.689

27-Okt
12
0.207
43
0.259
110
0.296
102
0.239
70.471


17-Nop
42
0.207
84
0.259
141
0.296
132
0.239
103.612


22-Des
79
0.207
76
0.259
100
0.296
210
0.239
115.689


29-Jan
120
0.207
134
0.259
98
0.296
67
0.239
104.470


11-Feb
102
0.207
98
0.259
128
0.296
77
0.239
102.689

1993
13-Feb
132
0.207
31
0.259
48
0.296
100
0.239
73.402
104.470

27-Okt
85
0.207
46
0.259
112
0.296
104
0.239
87.430


17-Nop
35
0.207
67
0.259
12
0.296
23
0.239
33.612


24-Des
76
0.207
68
0.259
79
0.296
15
0.239
60.264


29-Jan
109
0.207
23
0.259
22
0.296
110
0.239
61.268


11-Mar
32
0.207
76
0.259
189
0.296
98
0.239
105.554

1994
13-Okt
43
0.207
65
0.259
87
0.296
132
0.239
82.936
109.264

24-Okt
45
0.207
66
0.259
190
0.296
96
0.239
105.478


16-Nop
79
0.207
114
0.259
23
0.296
78
0.239
71.254


20-Des
118
0.207
112
0.259
105
0.296
104
0.239
109.264


14-Jan
180
0.207
134
0.259
78
0.296
99
0.239
118.614


21-Feb
120
0.207
122
0.259
78
0.296
130
0.239
110.483

1995
13-Apr
54
0.207
154
0.259
65
0.296
89
0.239
91.468
118.614

27-Okt
45
0.207
132
0.259
160
0.296
76
0.239
108.905


17-Nop
55
0.207
62
0.259
78
0.296
110
0.239
76.734


24-Des
37
0.207
52
0.259
98
0.296
103
0.239
74.665


11-Feb
160
0.207
120
0.259
97
0.296
32
0.239
100.485


11-Feb
160
0.207
120
0.259
97
0.296
32
0.239
100.485

1996
13-Mar
110
0.207
98
0.259
53
0.296
102
0.239
88.132
100.485

27-Okt
55
0.207
110
0.259
78
0.296
116
0.239
90.581


17-Nop
34
0.207
78
0.259
130
0.296
114
0.239
92.856


24-Des
88
0.207
135
0.259
118
0.296
34
0.239
96.144


29-Jan
200
0.207
120
0.259
19
0.296
98
0.239
101.448


11-Feb
177
0.207
124
0.259
88
0.296
67
0.239
110.729

1997
28-Mar
43
0.207
65
0.259
23
0.296
92
0.239
54.467
151.494

27-Okt
120
0.207
116
0.259
138
0.296
146
0.239
130.492


27-Nop
195
0.207
120
0.259
199
0.296
89
0.239
151.494


14-Des
177
0.207
127
0.259
99
0.296
31
0.239
106.168


12-Jan
65
0.207
62
0.259
112
0.296
54
0.239
75.498


09-Feb
178
0.207
45
0.259
86
0.296
110
0.239
100.171

1998
13-Mar
43
0.207
52
0.259
21
0.296
132
0.239
60.057
100.171

27-Okt
40
0.207
62
0.259
90
0.296
20
0.239
55.704


17-Nop
44
0.207
31
0.259
92
0.296
78
0.239
62.944


24-Des
33
0.207
150
0.259
97
0.296
46
0.239
85.289


29-Jan
180
0.207
132
0.259
78
0.296
99
0.239
118.097


11-Feb
120
0.207
122
0.259
78
0.296
130
0.239
110.483

1999
13-Feb
54
0.207
154
0.259
65
0.296
89
0.239
91.468
118.097

27-Okt
45
0.207
132
0.259
160
0.296
76
0.239
108.905


17-Nop
55
0.207
62
0.259
78
0.296
110
0.239
76.734


24-Des
37
0.207
106
0.259
98
0.296
103
0.239
88.632


29-Jan
199
0.207
24
0.259
99
0.296
88
0.239
97.683


11-Mar
24
0.207
45
0.259
142
0.296
31
0.239
65.996

2000
13-Nop
75
0.207
149
0.259
65
0.296
79
0.239
92.137
117.760

15-Nop
12
0.207
43
0.259
109
0.296
102
0.239
70.175


17-Des
42
0.207
87
0.259
141
0.296
132
0.239
104.388


24-Des
89
0.207
76
0.259
100
0.296
210
0.239
117.760


29-Jan
180
0.207
120
0.259
19
0.296
98
0.239
97.307


11-Feb
13
0.207
122
0.259
88
0.296
67
0.239
76.254

2001
13-Mar
43
0.207
65
0.259
23
0.296
92
0.239
54.467
146.318

27-Okt
102
0.207
116
0.259
128
0.296
146
0.239
123.807


17-Nop
170
0.207
120
0.259
199
0.296
89
0.239
146.318


24-Des
92
0.207
124
0.259
99
0.296
31
0.239
87.793


29-Jan
110
0.207
132
0.259
89
0.296
67
0.239
99.221


11-Feb
102
0.207
98
0.259
134
0.296
77
0.239
104.463

2002
13-Feb
128
0.207
31
0.259
48
0.296
100
0.239
72.574
104.463

27-Okt
85
0.207
46
0.259
112
0.296
104
0.239
87.430


13-Nop
35
0.207
67
0.259
12
0.296
23
0.239
33.612


24-Des
72
0.207
70
0.259
79
0.296
116
0.239
84.051


29-Jan
196
0.207
26
0.259
99
0.296
88
0.239
97.579


21-Feb
24
0.207
45
0.259
142
0.296
31
0.239
65.996

2003
11-Mar
77
0.207
150
0.259
65
0.296
79
0.239
92.810
116.927

27-Okt
12
0.207
43
0.259
109
0.296
102
0.239
70.175


17-Nop
42
0.207
88
0.259
141
0.296
132
0.239
104.646


24-Des
87
0.207
67
0.259
100
0.296
218
0.239
116.927


29-Jan
82
0.207
66
0.259
110
0.296
24
0.239
72.303


08-Feb
162
0.207
118
0.259
97
0.296
34
0.239
100.859

2004
13-Mar
108
0.207
98
0.259
53
0.296
102
0.239
87.718
100.859

27-Okt
55
0.207
110
0.259
78
0.296
124
0.239
92.489


17-Nop
34
0.207
78
0.259
128
0.296
122
0.239
94.173


24-Des
86
0.207
136
0.259
116
0.296
35
0.239
95.636


29-Jan
88
0.207
24
0.259
99
0.296
200
0.239
101.422


16-Feb
24
0.207
45
0.259
188
0.296
31
0.239
79.598

2005
13-Mar
75
0.207
149
0.259
65
0.296
79
0.239
92.137
114.478

27-Okt
14
0.207
43
0.259
109
0.296
102
0.239
70.589


17-Nop
42
0.207
87
0.259
141
0.296
132
0.239
104.388


24-Des
210
0.207
76
0.259
101
0.296
90
0.239
114.478


29-Jan
66
0.207
53
0.259
102
0.296
50
0.239
69.466


03-Feb
180
0.207
46
0.259
80
0.296
110
0.239
99.069

2006
13-Feb
44
0.207
52
0.259
98
0.296
100
0.239
75.399
99.069

27-Okt
46
0.207
62
0.259
90
0.296
20
0.239
56.946


17-Nop
52
0.207
32
0.259
122
0.296
76
0.239
73.253


24-Des
34
0.207
152
0.259
97
0.296
46
0.239
86.013

















Dari tabel tinggi hujan maksimum di atas, kita dapat menghitung tinggi hujan rata-rata selama 17 tahun, sebagai berikut:
TAHUN
 
 
 


1990
85.737
-25.564
653.524

1991
88.219
-23.082
532.757

1992
115.689
4.388
19.258

1993
104.470
-6.831
46.658

1994
109.264
-2.037
4.150

1995
118.614
7.313
53.483

1996
100.485
-10.816
116.982

1997
151.494
40.193
1615.500

1998
100.171
-11.130
123.879

1999
118.097
6.796
46.184

2000
117.760
6.459
41.719

2001
146.318
35.017
1226.186

2002
104.463
-6.837
46.748

2003
116.927
5.626
31.650

2004
100.859
-10.442
109.032

2005
114.478
3.178
10.097

2006
99.069
-12.232
149.612

jumlah
1892.113

5166.960


R rata2 max
111.301




Sx
17.970













Tabel 3.2 Perhitungan tinggi hujan rata-rata
Maka tinggi hujan rata-rata,        mm
Dan standar deviasi,                   mm
III.2     PERHITUNGAN TINGGI HUJAN RENCANA
Hasil perhitungan tinggi hujan rata-rata diatas akan dijadikan dasar untuk perhitungan tinggi hujan rencana sesuai periode ulang yang ditentukan. Metode yang digunakan untuk perhitungan tinggi hujan rencana disini adalah dengan Metode Gumble.
Cara menghitung tinggi hujan rencana dengan periode ulang T adalah ;
Dimana :          = Tinggi hujan rata – rata
            YT  = Reduced variete
Yn  = Reduced mean
             Sn  = Reduced standar deviasi
      Sx         = Standar deviasi dari data
Rumus untuk mencari YT =
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh:
 = 111,301 mm
Sx = 17,970 mm
Dari tabel didapat nilai Yn dan Sn untuk data hujan 17 tahun (n=17):
Yn  = 0,502
Sn   = 1,0498

TAHUN

P
Y
(Y - Yn)^2


1990
85.737
0.053
-1.080
2.559

1991
88.219
0.105
-0.812
1.772

1992
115.689
0.158
-0.613
1.283

1992
92.874
0.211
-0.443
0.928

1993
104.470
0.263
-0.289
0.654

1994
109.264
0.316
-0.142
0.438

1995
118.614
0.368
0.001
0.269

1996
100.485
0.421
0.145
0.140

1997
151.494
0.474
0.291
0.052

1998
100.171
0.526
0.443
0.006

1999
118.097
0.579
0.604
0.007

2000
117.760
0.632
0.778
0.066

2001
146.318
0.684
0.969
0.202

2002
104.463
0.737
1.186
0.444

2003
116.927
0.789
1.442
0.851

2004
100.859
0.842
1.761
1.541

2005
114.478
0.895
2.196
2.810

2006
99.069
0.947
2.918
5.749

Jumlah

9.000
9.356




Yn rata-rata
0.520




Sn rata-rata
1.098



Dengan demikian tinggi hujan rencana
1.                Untuk T = 5 tahun adalah :
Y5 = -ln [ln 5/(5-1)] = 1.50
R5 = 111.301 + [(1.5-0.520)/1.0498] x 17.970 = 128.076 mm
2.                Untuk T = 10 tahun adalah :
Y10 = -ln [ln 10/(10-1)] = 2.25
R10 = 111.301 + [(2.25-0.520)/1.0498] x 17.970 = 140.914mm
3.                Untuk T = 25 tahun adalah :
Y25 = -ln [ln 25/(25-1)] = 3.20
R25 = 111.301 + [(3.20-0.520)/1.0498] x 17.970 = 157.176mm
4.                Untuk T = 50 tahun adalah :
Y50 = -ln [ln 50/(50-1)] = 3.90
R50 = 111.301 + [(3.90-0.520)/1.0498] x 17.970 = 169.158mm
5.                Untuk T = 100 tahun adalah :
Y100 = -ln [ln 100/(100-1)] = 4.60
R100 = 111.301 + [(4.60-0.520)/1.0498] x 17.970 = 181.140mm
III.3     PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RENCANA
Untuk menghitung debit banjir rencana digunakan Metode Rasional. Periode ulang yang digunakan untuk menghitung debit banjir antara lain untuk periode T = 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun.
Rumus yang digunakan adalah :
                      Q = 0,278 . C . I . A
                      dimana :
A = Luas DAS (km2)
I   = Intensitas hujan untuk periode ulang tertentu (mm/jam)
C  = Koefisien pengaliran = 0,30 (untuk lahan kosong)
  Dalam rumus ini besarnya intensitas hujan (I) dihitung dengan rumusan MONONOBE ,yaitu :   I = R24/24 x (24/tc)^2/3

dimana :
R24   =  tinggi hujan maksimum dalam 24 jam (mm/jam)
tc      =  time of concentration (jam)
Dengan metode BAYERN diketahui harga tc sebagai berikut:
                tc = L/V dengan V = 72 x (H/L)^0.6
                        dimana :
L  =   Panjang sungai di daerah aliran (km)
V =    Kecepatan aliran (km/jam)
H =    Beda tinggi antara titik terjauh (di hulu) dengan titik pengamatan (km) 
Perhitungan Debit banjir :
Dari peta diketahui
        Luas daerah aliran total, A = 451,873 Ha = 4,52 km2
           Panjang sungai,                   L = 7475 m    = 7,475 km
               Elevasi hulu sungai : + 990 m = 0,99 km
                Elevasi daerah pengamatan : + 450 m = 0,45 km
Dihitung :  
V = 72 x (H/L)^0.6 = 72 x (0.99 - 0.45/7.475)^0.6 = 14.879 km/jam
 tc = L/V = 7.475/14.879 jam
Maka debit banjir rencana
1.      Untuk periode ulang 5 tahun :
69,891 mm/jam
Q = 0,278 . C . I . A
= 0,278 x 0,30 x 69,891x 4,52
= 26,347 m3/dt
2.      Untuk periode ulang 10 tahun :
76,628 mm/jam
Q = 0,278 . C . I . A
= 0,278 x 0,30 x 76,628x 4,52
= 28,886 m3/dt
3.      Untuk periode ulang 25 tahun :
85,162 mm/jam
Q = 0,278 . C . I . A
= 0,278 x 0,30 x 85,162x 4,52
= 32,103 m3/dt

4.      Untuk periode ulang 50 tahun :
91,449 mm/jam
Q = 0,278 . C . I . A
= 0,278 x 0,30 x 91,449x 4,52
= 34,473 m3/dt
5.      Untuk periode ulang 100 tahun :
97,738 mm/jam
Q = 0,278 . C . I . A
= 0,278 x 0,30 x 97,738 x 4,52
= 36,844 m3/dt

III.4     RATING CURVE
Untuk mencari Rating Curve suatu sungai dapat digunakan perumusan Manning yaitu :
                     
Dimana :   Q         = Debit rencana (m3/dt)
            A          = Luas penampang saluran (m2)
            v          = Kecepatan aliran (m/dt)
            n          = koefisien manning
            R          = jari – jari hidrolis (m)
            P          = keliling basah saluran (m)
            I           = Kemiringan lokal dasar saluran
Karena A dan R merupakan fungsi h, maka untuk setiap h tertentu dapat diketahui debit yang mengalir pada penampang tersebut (penampang melintang yang dipilih dalam tugas adalah penampang anak sungai D, gambar pada lampiran).
Diketahui data pendukung :
           Panjang sungai, L = 7475 m    = 7,475 km
                 Elevasi hulu sungai : + 990 m = 0,99 km
                 Elevasi daerah pengamatan : + 450 m = 0,45 km
     n = 0,030 (untuk saluran alam di dataran)
     Hasil perhitungan :
h (m)
Δh (m)
b (m)
A (m2)
Atot  (m2)
P (m)
R (m)
i
n
V (m/dt)
Q (m3/dt)


0.50
0.50
1.50
0.75
0.75
0.00
0.00
0.072
0.03
0.00
0.00

3.75
3.25
3.18
7.60
8.35
14.36
0.58
0.072
0.03
6.23
52.06

4.00
0.25
3.31
0.81
9.16
15.07
0.61
0.072
0.03
6.42
58.82

6.50
2.50
4.29
9.49
18.65
22.51
0.83
0.072
0.03
7.89
147.19

7.00
0.50
5.02
2.33
20.98
24.14
0.87
0.072
0.03
8.15
170.89

9.00
2.00
6.43
11.45
32.43
31.04
1.04
0.072
0.03
9.21
298.71

9.50
0.50
6.60
3.26
35.69
32.29
1.11
0.072
0.03
9.56
341.28

9.50
0.00
29.5
0.00
35.69
35.38
1.01
0.072
0.03
9.00
321.10


Tabel 3.3 Perhitungan Rating Curve

III.5     TINGGI MUKA AIR BANJIR
Untuk menghitung tinggi muka air banjir pada rating curve di atas, dengan debit banjir rencana :
1.      Untuk periode ulang 5 tahun :
Q   = 26.347 m3/dt
h5    = 2.187 m
2.      Untuk periode ulang 10 tahun :
Q   = 28.886 m3/dt
h10  = 2.299 m
3.      Untuk periode ulang 25 tahun :
Q   = 32.103 m3/dt
h25  = 2.440 m
4.      Untuk periode ulang 50 tahun :
Q   = 34.473 m3/dt
h50  = 2.543 m
5.      Untuk periode ulang 100 tahun :
Q   = 36.844 m3/dt
h100= 2.544 m
Berdasarkan hasil analisa diatas didapatkan seberapa besarkah curah hujan yang akan turun, kemudian dari hasil analisa tersebut dimplementasikan ke dalam perencanaan pembuatan drainase yang sekiranya cukup menampung debit air yang kan meluncur, dimulai dari penyesuaian volume elevasi hingga jenis drainase yang akan direncanakan.




BAB IV
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan :
Bahwa drainase yang benar adalah sesuai dengan analisa curah hujan maksimal yang telah dihitung, yang mana sifatnya sebanding lurus.

5.2.Saran
Karena penelitian ini tatarannya masih dalam konsep dan belum diterapkan dalam kehidupan nyata, akhirnya secara otomatis penglaman real lapangan masihbernilai nol, sehingga kami sangat mengharapkan bimbingan dari bapak/ibu dosen pembimbing maupun pembaca yang budiman.






http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://news.bbc.co.uk/1/hi/magazine/4562132.stm BBC article on the mathematics of running in the rain

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan saran dan kritik anda :)